Oksida Halogen

Semua halogen dapat membentuk senyawa oksida. Senyawa oksida di antara unsur halogen menunjukan adanya perbedaan antara yang satu dengan yang lain . Misalnya  perbedaan oksida flour dengan yang lain yang timbul dikarenakan flour memiliki ukuran kecil, tidak memiliki orbital d dan keelektronegatifan yang tinggi . karena keelektronegatifan flour yang lebih tinggi dibandingkan dengan oksigen maka senyawa yang dihasilkan bukan oksida flour melainkan flourida oksigen . Sedangkan unsur halogen yang lainnya memiliki keelektronegatifan yang lebih kecil dari pada oksigen maka unsur tersebut daapat  membentuk oksida. 

  1. Oksidaa Fluorin

  1. Oksigen difuorida F2O

       Merupakan senyawa flourin oksigen yang paling stabil, berupa gas kuning pucat dengan titik leleh -224℃ dan titik didih -145℃, beracun dan mempunyai bentuk molekul V dengan sudut F-O-F, 103˚ 18’, dan Panjang ikatan F-O 140,9 pm. Senyawa ini merupakan satu-satunya senyawa dimana oksigen memiliki bilangan oksidasi positif, yaitu +2.gas ini potensial digunakan untuk bahan bakar roket. 

Gas ini dapat dipreparasi dengan mengalirkan secara cepat gas fluorin melalui arutan 2% NaOH, dengan elektrolisis larutan HF-KF, atau dengan mengalirkan gas fluorin ke dalamm KF lembap.

2F2 + NaOH    →  2NaF + H2O+OF2 

  1. Dioksigen Diflourida O2F2

       Merupakan padatan kuning kejinggaan yang tidak stabil, memiliki daya oksidasi kuat dan digunakan sebagai bahan flourinasi . Bahan ini dibuat dengan cara mencamppurkan  F2 dan O2 dalam tabung bermuatan listrik , Juga dilangsungkan pada tekanan sangat rendah dan pada suhu udara cair.

  1. Oksida Klorin

  1. Diklorin Monoksida Cl2O

       Merupakan gas berwarna coklat kekuningan, larut dalam air dan menghasilkan warna kuning orange yang mengandung beberapa HOCl. Bentuk molekulnya V dengan sudut ikatan Cl-O-Cl sebesar 111˚ dan Panjang ikatan Cl-O sebesar 171 pm. 

Oksida ini dapat dipreparasi dari interaksi antara HgO dalam keadaan segar dan gas klorin atau larutan klorin dalam CCl4.

2Cl2 + 2 HgO    →    HgCl2.HgO + Cl2O

Gas Cl2O sangat larut dalam air menghsilkan asam hipoklorit dan di dalam larutan NaOH menghasilkan natrium hipoklorit.

Kebanyakan Cl2O digunakan untuk membuat hipoklorit  yang mengendap didalam air Ca(OCl)2 dikenal sebagai serbuk pengelantang, dan sebagai desinfektan dan pelarut klorinasi.

  1. Klorin Dioksida ClO2

       Berupa gas berwarna kuning yang mengalami kondensasi mencadi cairan merah tua pada 11℃. Gas ini larut dalam air menghasilkan larutan hijau yang cukup stabil dalam suasana gelap, tetapi akan teruai menjadi HCl dan HClO3, dalam larutan alkali membentuk campuran klorit dan klorat. Struktur lewisnya 

 

 

       Klorindioksida memiliki Panjang ikatan Cl-O hannya 140 pm, jauh lebih pendek dari Panjang ikatan tunggal 171 pm. Dan sangat dekat dengan Panjang ikatan rangkap dua Cl=O. ikatan klorin memiliki bentuk V dengan sudut O-Cl-O sebesar 118˚, sangat dekat dengan sudut ikatan hibrida sp2 yaitu 120˚. Oleh karena itu secara sederhana teori hibridisasi menyarankan bahwa atom klorin sangat mungkin mengalami hibridisasi sp2.

       Klorin dioksida adalah oksidator kuat dan untuk keselamatan biasanya diencerkan sdengan nitrogen atau karbon dioksida. Klorin dioksida dalam air juga dipakai sebahan bahan pemutih pulp kayu pabrik kertas, karena tidak menimbulkan limbah yang berbahaya. Sintetik klorin dioksida melibatkan reduksi klorin dari tingkat oksidasi +5 oleh klorin dengan tingkat oksidasi -1 untuk menghasilkan  klorin dengan tingkat oksidasi +4 dan 0. Reaksinya :

2 ClO3 + 4 H3O+ + 2 Cl-     →    2ClO2 + Cl2 + 6 H2O

  1. Diklorida Heptaoksida Cl2O7

       Merupakan oksida klorin yang paling stabil, berupa cairan minyak yang diperoleh dari dehidrasi asam perklorat dengan P2O5 pada temperature -10℃ kemudin diikuti penyulingan hampa. Oksida ini bereaksi dengan air dan nasa menghasilkan ion perklorat. Kerangka struktur oksida ini adalah O3Cl-O-ClO3 dengan sudut Cl-O-Cl sebesasr 118,6˚

  1. Oksida Bromin

Berwarna coklat tua dibuat dengan cara mereaksikan gas Br2 dan O2 dalam tabung yang dialiri listrik dan dilangsungkan pada suhu dan muatan rendah. Strukturnya mirip dengan Cl2O tetapi agak kurang penting jika diibandingkkan dengan Cl2O. Dan di dalam air BrO2 terhidrolisis di dalam larutan basa menghasilkan bromine dan bromat. Dan dengan F2 menghasilkan FBrO2

  1. Oksida Iodin

Oksida iodin lebih stabil dibandingkan oksida-oksida halogen lainnya.

  1. Iodin Pentaoksida I2O5

Merupakan Kristal higroskopis putih yang stabil. Oksida ini memiliki bentuk piramida IO3 yang bersekutu pada satu atom oksigen memberikan unit O2IOIO2. Diperoleh melalui pemanasan asam iodat HIO3 pada suhu 240oC. reaksinya :

2 HIO3        →    I2O5 + H2O

       Sangat larut dalam air dan merupakan anhdrida dari asam iodat karena sifatnya higroskopis maka I2O5  yang diperdagangkan mengandung beberapa molekul air dengan rumus I2O5.HIO3. Pada suhu 300oC, I2O5 mengurai menjadi I2 dan O2. Digunakan sebagai oksidator, dan di dalam analitik dipakai untuk mendeteksi karbon monoksida. Zat ini mengoksidasi CO menjadi CO2 secara kuantitatif pada suhu kamar, dengan menghasilkan iodine yang dapat dititrasi dengan natrium tiosulfat. Demikian zat ini sering dipakai untuk menganalisis gas bakar pada mesin kendaraan atau mendeteksi gas CO pada tanur terbuka, I2O5  juga dapat mengoksidasi H2S menjadi SO2 dan mengoksidasi NO menjadi NO2 dengan bahan-bahan flourinasi seperti F2, BrF3 atau SF4 dapat membentuk IF2.

C:\Users\HP 14-bs002TU\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.MSO\A4038401.tmp

  1. Oksida I2O4 

Kestabilannya agak kurang dibandingkan dengan I2O5. I2O4 adalah padatan higroskopis berwarna kuning.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kesetimbangan Kimia

A.  Kesetimbangan Dinamis 1. Reaksi berkesudahan (irreversible)  Merupakan reaksi yang berlangsung satu arah, zat hasil reaksi tidak d...