Pre Lab Praktikum Asidi Alkalimetri

1.   Salah satu cara untuk menganalisis secara kuantitatif suatu larutan adalah dengan analisis volumetri. Jelaskan apa itu analisis volumetri!

Jawab:

Volumetri adalah metode yang digunakan untuk analisis kuantitatif. Dalam analisis volumetri, penentuan zat dilakukan dengan jalan pengukuran  volume larutan atau berat zat yang diketahui konentrasinya untuk bereaksi secara kuantitatif (Rofath, 2019). Sample yang akan diketahui konsentrasinya direaksikan dengan suatu bahan yang lain dengan mengetahui jumlah Molaritas atau Normalitas zat tersebut (Varah, 2020). 


2. Salah satu bagian dari analisis volumetri adalah metode asidi alkalimetri. Jelaskan apa itu asidi alkalimetri beserta prinsip kerjanya!

Jawab:

Asidi alkalimetri adalah metode titrasi volumetric yang didasarkan pada sifat senyawa yang akan dititrasi. Prinsipnya, Asidi alkalimetri terjadi karena adanya reaksi antara ion hydrogen dari asam dengan ion hidroksida dari basa menghasilkan air yang bersifat netral. Asidi alkalimetri sendiri berarti pengukuran jumlah asam atau pengukuran dengan asam. (Wulandari, 2022).

3.Dalam analisis volumetri terdapat istilah standarisasi larutan. Apakah yang dimaksud dengan standarisasi larutan?

Jawab:

Proses pembakuan konsentrasi larutan standar sekunder melalui titrasi menggunakan larutan standar primer disebut dengan Standarisasi larutan. Standarisasi larutan ddilakukan untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan agar menghasilkan data yang tepat. Untuk mengurangi tingkat kesalahan sering dilakukan koreksi blanko (Aryani. 2020).

 4. Ada berapa macam larutan standar yang digunakan dalam praktikum asidi-alkalimetri? Jelaskan dan Berikan contohnya! (masing masing minimal 3)

Jawab:

Larutan standar merupakan larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Larutan standar dibagi menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer merupakan larutan yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan zattertentu dengan kemurnian tinggi. Larutan standar sekunder merupakan larutan yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat dengan kemurnian relative rendah sehingga konsentrasi diketahui darihasil standarisasi (Putra, 2016). Contoh dari larutan standar primer adalah kalium dikromat, natrium klorida, asam oksalat dan asam benzoate, sementara contoh dari larutan standar sekunder adalah perak nitrat, kalium permanganate, besi (II) sulfat, dan hidroksida (Alauhdin, 2020). 

5.Dalam proses titrasi, salah satu alat yang digunakan adalah buret. Jelaskan bagaimana cara penggunaan buret dalam proses titrasi!

Jawab:

Buret adalah alat yang digunakan untuk proses titrasi. Untuk menggunakan buret, pastikan buret telah bersih dan bebas lemak maupun debu. Menggunakan buret dengan klem pada tiang dalam posisi tegak lurus dengan datar air, mengisi buret dengan larutan sekunder, atur tinggi cairan dalam buret, gunakan tangan kiri unuk memegang kran sambil memutarnya dan tangan kanan memegang erlenmeyer yang berisi cairan yang dititrasi, lakukan sampai dicapainya titik akhir (Holly, 2018)

6.Rumus umum yang digunakan dalam pembuatan larutan standar sekunder!

Jawab:

Pembuatan larutan standar sekunder menggunakan beberapa rumus umum. Salah satunya dengan menggunakan rumus molar untuk mengetahui konsentrasi yang dibutuhkan. Pembuatan larutan sekunder juga mengunakan rumus pengenceran untuk mengetahui volume yang dibutuhkan. Serta, rumus konsentrasi lain yang dapat menghitung konsentrasi larutan (Alauhdin, 2020).

Rumus Molaritas

"Molaritas " ("M" )="Mol zat terlarut" /(Liter larutan) 

Atau" Molaritas " ("M" )="n" /"V" =("gr"  x 1000)/"Mr x V ml"        

Rumus pengenceran

M1.V1 = M2.V2

M1 = Konsentrasi larutan yang diencerkan

M2 = Konsentrasi larutan pengencer

V1 = Volume larutan yang diencerkan

V2 = Volume larutan pengencer

7. Mengapa dalam proses titrasi perlu ditambahan indikator warna? Jelaskan alasanmu!

Jawab:

Indikator pH merupakan zat yang dapat berubah warna apabila pH di lingkungannya berubah. Indikator warn dapat berupa indicator satu warna dan indikatoe dua warna. Indikator warna diperlukan untuk mengetahui prubahan pH saat titrasi. Megetahui nilai pH diperlukan untuk menentuan atau mengetahui titik akhir dan titik ekuivalen dari titrasi tersebut (Alauhdin, 2020).

 8.Dalam proses titrasi terdapat istilah titran dan titrat. Jelaskan apa yang dimaksud dengan titran dan titrat serta perbedaannya!

Jawab:

Titran adalah larutan sekunder yang belum diketahui konsentrasinya dan digunakan untuk mentitrasi dan titran adalah larutan yang ada pada buret. Sementara titrat adalah larutan primer yang dititrasi yang sudah diketahui konsentrasinya dan berada pada Erlenmeyer. Titran dapat berupa asam dengan titratnya basa ataupun sebaliknya (Alauhdin, 2020).

9.Larutan apa yang dapat digunakan dalam standarisasi NaOH? Tuliskan persamaan reaksinya!

Jawab:

NaOH merupakan larutan standar sekunder. Oleh karena itu perlu dilakukan pembakuan terhadap larutan NaOH untuk mengetahui konsentrasinya secara pasti. NaOH dapat dibakukan atau distandarisasi menggunakan asam oksalat yang merupakan bahan zat baku primer. Hal ini karena zat baku sekunder tidak stabil, agak sukar dimurnikan, dan tidak tahan lama dalam bentuk larutannya, sehingga bila akan digunakan sebagai standar, maka perlu dibakukan dahulu. 

Persamaan reaksi yang terjadi adalah :

C2H4.2H2O + 2NaOH → Na2C2O4 + 4H2O

(Wijayanti, 2019).


10. Larutan apa yang dapat digunakan dalam standarisasi HCl? Tuliskan persamaan reaksinya!

HCl merupakan larutan standar sekunder. Dalam pelaksanaan titrasi, larutan sekundar yang memiliki pembakuan rendah dapat distandarisasi terlebih dahulu atau di bakukan dengan larutan primernya. HCl dapat dibakukan dengan boraks dengan rumus Na2B4O7.10H2O. 

Persamaan reaksi yang terjadi adalah

Na2B4O7.10H2O + 2HCl → 2NaCl + 4H3BO3 + 5H2O

(Leela, 2012).


Daftar Pustaka

Alauhdin. M. 2020. Buku Ajar Kimia Analitik Dasar. Semarang: UNNES Press.

Aryani, Titin dan Aji Bagus W. 2022. Analisis pemeriksaan kontrol klorida urin adisi metode Fantus menggunakan Sigma-metrik. Jurnal Penelitian Sains. 24(1): 1-6.

Holly, Desi N., Rachmat S., dan Lukman H. 2018. Deskripsi Keterampilan Psikomotorik Siswa Kelas X IPA SMAN 8 Pontianak pada Praktikum Titrasi Asam Basa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa. 7(9): 1-9.

Leela, A Chandra, R. Swaroopa Rani, and G. Nageswara Rao. 2012. Solvent Effect on Protonation Equilibria of L-Aspartic Acid and Ethylenediamine in Dioxan–Water Mixtures. Proceedings of the National Academy of Sciences, India Section A: Physical Sciences. 82(1): 197-204.

Putra, Frischa Andhika dan R Djarot Sugiarso. 2016. Perbandingan Metode Analisis Permanganometri dan Serimetri dalam Penentuan Kadar Besi(II). Jurnal Sains dan Seni ITS. 5(1): 10-13.

Rofi’ath, Muizzathur. 2019. Fasilitas Penelitian Pengolahan Hasil Agribisnis di Bojonegoro. Skripsi. Surabaya: Universitas 17 Agustus 1945.

Varah, Maulidah Azmi. 2020. Analisa Kadar Bilangan Peroksida pada Berbagai Macam Minyak Jelantah Penjual Gorengan. Skripsi. Surabaya: Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Wijayanti, Imas Eva. 2019. Studi Kinetika Adsorpsi Isoterm Persamaan Langmuir dan Freundlich pada Abu Gosok Sebagai Adsorben. Jurnal Kimia Pendidikan. 4(2): 175-184.

Wulandari, Mitra Ayu dan I wayan M. 2022. Penetapan Kadar Tablet Asetosal dengan Metode Asidi-Alkalimetri. Jurnal Science of Mandalika. 3(6): 664-669.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kesetimbangan Kimia

A.  Kesetimbangan Dinamis 1. Reaksi berkesudahan (irreversible)  Merupakan reaksi yang berlangsung satu arah, zat hasil reaksi tidak d...