I. Tujuan
Membuat produk sebagai wirausaha berbasis bahan alam sebagai alat pencegahan dari pandemi corona.
II. Pendahuluan
Human coronavirus (HcoVs) disebut sebagai patogen yang tidak menentu. Patogen ini menyebabkan flu pada manusia. Pada abad ke-21, muncul jenis HcoV yang sangat patogenik yaitu SARS-CoV dan MERS-CoV. Pada bulan Desember
2019, muncul patogen HcoV jenis baru yaitu Novel coronavirus 2019 (2019-nCoV). Patogen ini ditemukan di Wuhan(Cina) yang menyebabkan penyakit serius hingga kematian. Novel coronavirus 2019 (2019-nCoV) secara ekologis dengan ragam
terbesar terdapat pada kelelawar. Hal ini menunjukan kelelawar merupakan reservoir
yang baik untuk virus ini(Paules, 2020). Sejak kasus pertama di Wuhan, terjadi peningkatan kasus COVID-19 di China setiap hari dan memuncak diantara akhir Januari hingga awal Februari 2020. Awalnya kebanyakan laporan datang dari Hubei dan provinsi di sekitar, kemudian bertambah hingga ke provinsi-provinsi lain dan seluruh China. Tanggal 30 Januari 2020, telah terdapat 7.736 kasus terkonfirmasi COVID-19 di China, dan 86 kasus lain
dilaporkan dari berbagai negara seperti Taiwan, Thailand, Vietnam, Malaysia, Nepal, Sri Lanka, Kamboja, Jepang, Singapura, Arab Saudi, Korea Selatan, Filipina, India, Australia, Kanada, Finlandia, Prancis, dan Jerman(WHO, 2020).
Hand Sanitizer merupakan pembersih tangan yang memiliki kemampuan antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri (Retnosari dan Isdiartuti, 2006). Menurut Diana (2012) terdapat dua hand sanitizer yaitu hand sanitizer gel dan
hand sanitizer spray. Hand sanitizer gel merupakan pembersih tangan berbentuk gel yang berguna untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan, mengandung bahan aktif alkohol 60%. Hand sanitizer yang berbentuk cair atau spray lebih efektif dibandingkan hand sanitizer gel dalam menurunkan angka kuman pada tangan. Diketahui kandungan daun sirih adalah minyak atsiri yang terdiri dari hidroksi kavikol, kavibetol, estargiol, eugenol, metileugenol, karvakrol, terpen, seskuiterpen,
fenilpropan dan tanin (Anonim, 1980). Ekstrak daun sirih telah dikembangkan dalam beberapa bentuk sediaan misal pasta gigi, sabun, obat kumur karena daya antiseptiknya. Sediaan perasan, infus, ekstrak air-alkohol, ekstrak heksan, ekstrak kloroform maupun ekstrak etanol dari daun sirih mempunyai aktivitas antibakteri terhadap gingivitis, plak dan karies (Suwondo et.al., 1991).
Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah penyebaran dan mengobati mereka yang positif terkena COVID-19. Salah satu upaya yang dilakukan
diantaranya dengan melakukan studi atau penelitian-penelitian pembuatan obat/alat pencegah dari virus corona.
III. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu baskom, panci, kompor gas, sendok, penyaring, tisu,
mangkok, pisau, gelas, piring.
Bahan-bahanya yaitu daun sirih, jeruk nipis, air putih.
IV. Cara Kerja
Daun sirih dibersihkan dengan air bersih. Kemudian dikeringkan sampai daun
berwarna coklat.
Daun dipotong kecil-kecil dengan gunting.Setelah itu direndam
dengan air panas.
Kemudian dikukus selama kurang lebih 30 menit. Setelahh itu dihasilkan ekstrak daun sirih dengan menyaringnya dengan penyaring yang diberi
tisu/kertas saring.
Pada suatu wadah peras dan saring jeruk nipis. Kemudian campurkan dengan ekstreak daun sirih dan ditambahi sedikit air.
Setelah itu, masukan larutan kedalam wadah dan siap dipasarkan/digunakan.
V. Data Pengamatan
No Parameter
1. Bau Bau daun sirih dominan
2. Rasa Rasa getir keasaman
3. Warna Coklat muda
4 Jumlah volume 100 ml
VI. Pembahasan
Pada pembuatan hansanitizer ini, pembuatan ekstrak daun sirih dilakukan dengan cara dengan merebus daun sirih yang telah dibersihkan dalam sejumlah air sehingga didapat kadar 50%. Hal tersebut dilakukan sebagai pendekatan dengan
cara yang umum dilakukan oleh masyarakat dan cara yang sudah lama digunakan. Kemudian daun sirih dilakukan ekstraksi dengan dikukus. Tujuanya yaitu untukmenarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut. Dalam proses ini, pelarutnya adalah air.Dari parameter bau, handsanitizer ini memiliki bau dominan pada daun sirih. Hal
ini dikarenakan perbandingan antara jumlah daun sirih yang digunakan lebih banyak dibanding dengan jeruk nipis. Selain itu bau dari daun sirih yang khas dan memiliki jangka waktu lama untuk sampai hilang. Dari parameter rasa, handsanitizer ini
memiliki rasa getir keasaman. Rasa getir disebabkan oleh ekstrak daun sirih. Kemudian untuk rasa asam disebabkan oleh jeruk nipis. Dari parameter warna, handsanitizer ini memiliki warna coklat muda. Warna ini berasal dari kombinasi
warna ekstrak daun sirih berwarna coklat hitam dengan warna putih buram dari jeruk
nipis.Daun sirih memiliki aktivitas antivirus. Daun sirih dimanfaatkan sebagai antisariawan, antibatuk, astrigent, dan antiseptik. Kandungan kimia tanaman sirih adalah saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak astari. Senyawa saponin dapat bekerja sebagai antimikroba. Senyawa ini akan mersak membran sitoplasma dan membunuh sel. Senyawa flavonoid diduga memiliki mekanisme kerja mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel tanpa dapat diperbaiki lagi(aelio,
2012). Flavonoid bekerja menghambat fasepenting dalam biosintesis prostaglandin, yaitu pada lintasan siklooksigenase. Flavonoid juga menghambat fosfodiesterase, aldoreduktase, monoamine oksidase, protein kinase, DNApolymerase dan
lipooksigenase. Tanin diketahui mempunyai aktifitas antiinflamasi, astringen, antidiare, diuretik dan antiseptik. Sedangkan aktivitas farmakologi saponin yang telah dilaporkan antara lain sebagai antiinflamasi, antibiotik, antifungi, antivirus,
hepatoprotektor serta antiulcer(Linarti, 2011).
Pada pembuatan produk ini, digunakan daun sirih memiliki sifat antibakteri. Ekstrak daun sirih memiliki sifat yang mudah dioksidasi. Oleh karena itu, pada produk ini, ekstrak dicampur dengan jeruk nipis yang berfungsi sebagai antioksidan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Reddy (2012), daun jeruk nipis memiliki kemampuan sebagai antioksidan dengan menghambat aktivitas oksidasi radikal 50%. Kandungan dari jeruk nipis yang memberikan adanya aktivitas antioksidan
adalah alkaloid, fenol, saponin, tanin, steroid, dan flavonoid (Reddy, 2012).
VII. Kesimpulan
Didapatkan produk handsanitizer ekstrak daun sirih dan jeruk nipis dengan
jumlah 1 botol ukuran 100 ml. Produk ini diharapkan mampu mengurangi penularan
virus corona melalui kontak kulit.
VIII. Daftar Pustaka
Aiello, Susan E. The Merck etinary manual. USA: Merck Sharp & Dohme Corp; 2012.
Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kehatan Republik
Indonesia, p.92-98.
Barsasella, Diana. (2012). Sistem Informasi Kesehatan (hal. 35, 64-81). Jakarta :
Mitra Wacana Medika.
Linarti R, Muslihah S, Nuri. Uji antiinflamasi ekstrak metanol daun sirih merah (Piper
crocatum Ruiz & Pav) pada tikus putih. ISJD. 2011; 16(1): 34-42.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar